Halaman

adnet

  • buku

Senin, 07 Februari 2011

mk. bAHASA iNDONESIA

Pengantar Mata Kuliah Pedidikan Bahasa Indonesia

Pertemuan 1     : Pengertian Bahasa
·              Bahasa sebagai simbol ujaran bunyi.
·              Bahasa sebagai arbriter (manasuka)
  Bahasa Indonesia
·              Kedudukan Bhs Indonesia sebagai bahasa nasional.
·              Kedudukan Bhs Indonesia sebagai bahasa nasional
Pertemuan 2     : Kalimat Efektif.
·              Kesepadanan
·              Keparalelan
·              Ketegasan
·              Kehematan
·              Kecermatan
·              Kepaduan
·              Kelogisan
Pertemuan 3     : Penalaran
·              Definisi
·              Term dan Proposisi
·              Penalaran Deduktif
Pertemuan 4     : Penalaran lanjutan
·              Penalaran Induktif
·              Salah nalar
UTS
Pertemuan 5     : Karya Tulis
·              Kerangka Karya Tulis (ditekankan pada Skripsi)
·              Penulisan judul.
Pertemuan 6     : Bab I Pendahuluan
·              Latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
Pertemuan 7     : Bab II Landasan Teoritis
·              Cara Mengutip.
·              Cara menulis Daftar Pustaka
Pertemuan 8     : Menulis Karya Tulis

Curug,  Oktober 2009
Ass


A.     Hujaeni. S.Pd.






Pertemuan I. : Pengertian Bahasa dan Kedudukan Bahasa Indonesia

1.            Bahasa ialah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2.            Simbol bunyi dihasilkan oleh alat ucap manusia harus bermakna. Ada bunyi yang tidak bermakna ?
3.            Sebuah bahasa dapat menentukan kata suatu benda sesukanya (Arbriter).
4.            Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
5.            Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan sebagai bahasa Negara.
6.            Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai 1) Lambang kebanggaan kebangsaan. 2) lambang identitas nasional, 3. alat perhubungan antar warga, antar daerah, antar budaya, 4) alat yang memungkinkan penyatuan suku bangsa dengan latar belakang budaya masing-masing ke dalam kebangsaan Indonesia.
7.            Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 1) bahasa resmi kenegaraan; 2) bahasa pengantar dalam pendidikan, 3)  alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan, pelaksanaan pembangunan; 4). Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pertemuan 2: Kalimat Efektif.
1.            Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan menjelaskan gagasan / makna kepada pendengar/pembaca yang sama dengan gagasan pembicara/penulis.
2.            Kalimat yang efektif dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a.             Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur yang dipakai. Ciri-cirinya :
·        Kejelasan subyek dan predikat. Contoh :
Bagi mahasiswa yang belum melunasi iuran tidak diperbolehkan mengikuti ujian. (tidak ada subjek). Seharusnya :
Mahasiswa yang belum melunasi iuran tidak diperbolehkan mengikuti ujian.
·        Tidak terdapat subjek ganda.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (subjek ada dua Penyusunan  dan  Saya). Seharusnya :
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu para dosen.
·        Tidak memakai kata penghubung pada kalimat tunggal. Contoh :
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pembukaan. Seharusnya :
Kami datang agak terlambat, Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pembukaan.
·        Predikat kalimat tidak didahului dengan kata yang.
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Seharusnya
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu

b.            Keparalelan, yaitu kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Bila kata yang memiliki makna setara menggunakan kata benda, maka kata yang lain harus menggunakan kata benda. Contoh :
Tahap akhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, menguji sistem pembuangan air, dan pentilasi ruangan diperluas. (bentuk itu tidak sejajar). Seharusnya :
Tahap akhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembuangan air, dan perluasan pentilasi ruangan

c.             Ketegasan ialah suatu perlakuan terhadap gagasan pokok yang ingin ditonjolkan. Dapat dilakukan dengan cara :
·        Meletakkan kata yang ingin ditonjolkan di depan kalimat. Contoh :
Presiden berharap musibah ini segera berakhir.
Harapan presiden agar musibah ini segera berakhir.
Musibah  ini segera berakhir adalah harapan presiden.


·        Membuat urutan kata yang bertahap.
Bukan seratus, seribu, sejuta, bahkan berjuta-juta rupiah telah disumbangkan untuk kegiatan amal sosial itu.
·        Melakukan pengulangan bagian yang ditonjolkan. Contoh :
Hanya kamu yang saya suka. Hanya kamu, hanya kamu, tidak yang lain.
·        Melakukan pertentangan bagian yang ditonjolkan.
Dia bukan bodoh, tetapi malas.
·        Menggunakan partikel penekanan.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

d.            Kehematan, yaitu hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak perlu. Kata-kata yang dapat memperjelas kalimat tidak perlu dihilangkan. 
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam kehematan.
·        Menghilangkan pengulangan subjek. Contoh :
Karena saya tidak diundang, saya tidak datang. Seharusnya :
Karena tidak diundang, saya tidak datang.
·        Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh:
Istri saya memakai baju warna merah. Seharusnya :
Istri saya memakai baju  merah.
·        Menghindarkan kesinoniman dalam kalimat. Contoh :
Sejak dari pagi dia bermenung. Seharusnya :
Sejak pagi dia bermenung. Atau :
Dari  pagi dia bermenung.
·        Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh :
Selamat datang kepada para tamu-tamu. Seharusnya :
Selamat datang kepada para tamu.

e.             Kecermatan ialah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigiue).
Contoh kalimat ambigiue.
Anak dukun beranak kembar. (Siapa yang beranak kembar?)
Guru baru datang. (apa yang baru?)
Istri lurah yang nakal. (siapa yang nakal?)

f.              Kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu tidak terpecah-pecah.
Contoh yang tidak padu :
Ayah          : “Bu, ada telepon !”
Ibu             : “Saya lagi mandi.”
Telepon dan mandi tidak padu.
·        Kalimat disusun dengan tertib. Contoh :
Surat itu saya sudah baca. Seharusnya :
Surat itu sudah saya baca. Atau :
Saya sudah baca surat itu.
·        Tidak menyisipkan kata seperti  daripada atau tentang  antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh :
Makalah ini akan membahas tentang penyebaran virus flu burung pada manusia. Seharusnya :
Makalah ini akan membahas penyebaran virus flu burung pada manusia.

g.             Kelogisan yaitu ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering datang ke daerah tersebut.
Seharusnya :
Bapak Menteri kami persilakan.
Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering datang ke daerah tersebut.


Pertemuan 3 : Penalaran

Dalam berbahasa, struktur gramatikal yang baik adalah alat untuk mencapai tujuan berkomunikasi. Kalimat itu harus menunjukkan jalan pikiran pengguna bahasa agar dapat dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat atau nalar atau berpikir logis.

1.            Defininisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir logis. Beberapa macam definisi adalah :
a.       Definisi berupa sinonim kata.
·              Pendidikan = pengajaran
·              Kemerdekaan = kebebasan

b.      Definisi berdasarkan Etimologi, yaitu penelusuran kata berdasarkan asal-usul kata atau arti yang asli dulu dan arti sekarang. Contoh :
Referendum berasal dari kata  re + ferre  artinya membawa kembali. Sebagai istilah politik, kata ini mengandung arti mengajukan suatu persoalan secara langsung kepada para pemilih (rakyat yang mempunyai hak pilih).

c.       Definisi Formal atau Riil, atau Definisi Logis yaitu cara memberikan definisi atau batasan suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan diferensiasinya. Suatu kata harus ditempatkan dalam kelasnya. Proses ini disebut klasifikasi. Agar definisi semakin sempit, definisi harus dibatasi dengan diferensiasinya. Diferensiasi adalah menyebut ciri-ciri yang membedakan kata tadi dari anggota-anggota sekelasnya. Contoh :
Permadani adalah alat penutup lantai yang terbuat dari serat.
Permadani = kata yang mau dibuat definisinya.
Alat penutup lantai = genusnya.
Terbuat dari serat = diferensiasinya.
Agar definisi sebuah kata itu baik, harus diperhatikan hal-hal berikut :
·        Kata yang didefinisikan dan yang mendefinisikan harus bersifat paralel, yaitu kedua bagian definisi itu harus sama kuat bobotnya. Harus dihindari penggunaan kata  dimana, bila, kalau. Contoh :
Rumah adalah tempat dimana orang-orang tinggal. (SALAH)
Rumah adalah tempat tinggal manusia yang memiliki dinding, pintu, jendela dan atap. (BENAR)
·        Kata yang didefinisikan tidak boleh menjadi bagian dari yang mendefinisikan, begitu juga tidak boleh menggunakan sinonimnya. Contoh :
Cepat adalah berlakunya langkah atau gerak yang lekas-lekas. (SALAH)
Cepat adalah suatu gerak yang terjadi dalam waktu yang singkat. (BENAR)
·        Bagian yang mendefinisikan tidak bersifat negatif. Contoh :
Kursi adalah perabotan rumah tangga yang bukan meja. (SALAH)
Kursi adalah perabotan rumah tangga yang berfungsi untuk duduk. (BENAR).
d.      Definisi Luas yaitu suatu kata yang tidak dapat didefinisikan dengan satu kalimat. Kata-kata tersebut kadang harus dijelaskan dalam satu alenia, bahkan ada kata atau istilah yang meemrlukan definisi kejelasan sampai satu buku. Kata-kata tersebut biasanya bersifat abstrak seperti propaganda, demokrasi, kebijakan dsb. Definisi seperti ini disebut definisi luas.

2.            Term. Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi. Contoh:  Semua tebu manis.
Semua tebu adalah term.
Manis adalah term.
3.            Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan subjek dan predikat. Proposisi berbentuk kalimat yang netral. Tetapi, tidak semua kalimat disebut proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan bukan proposisi. Contoh-contoh berikut bukan proposisi.
Bangsa burungkah ayam ?
Mudah-mudahan kamu lulus ujian.
Berdirilah kamu di pinggir pantai !





Jenis-jenis proposisi :
a.             Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Semua S adalah semua P
Semua senang adalah semua bahagia.


Oval: S = P
 




b.            Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat yang terdapat dalam predikat.
Semua S adalah P. Contoh :  Semua sepeda beroda.


 




Sebaliknya, suatu perangkat yang tercakup dalam predikat menjadi bagian dari perangkat yang terdapat dalam subjek.
Sebagian S adalah P. contoh :  Sebagian binatang adalah kera


 




c.             Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar dari perangkat yang terdapat dalam predikat.
Tak satupun S adalah P. Contoh : Tak seorangpun manusia adalah binatang.





Oval: S
Oval: P
 



d.            Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar dari perangkat yang terdapat dalam predikat.
Sebagian S tidaklah P. Contoh : Sebagian ikan tidak bernapas dengan insang.


 







4.            Penalaran Deduktif. (Penarikan kesimpulan dari yang umum ke yang khusus).
a.             Menarik simpulan langsung.
·              Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
·              Semua S adalah P (premis)
Tak satupun S adalah tak-P (simpulan)
Tak satupun tak- P adalah S. (simpulan)
Semua gajah adalah berbelalai.  (premis)
Tak satu pun gajah adalah tak berbelalai. (simpulan).
Tak satu pun yang  tak berbelalai adalah gajah. (simpulan).
·              Tak satu pun S adalah P (premis)
Tak satu pun P adalah S (simpulan)
Semua S adalah tak- P (simpulan)
Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis).
Tak satu pun lalat adalah nyamuk. (simpulan)
Semua nyamuk adalah bukan lalat. (simpulan)

b.            Menarik simpulan tidak langsung atau Silogisme (kesimpulan ditarik dari dua premis). Dalam setiap silogisme terdiri dari tiga pernyataan. Dua premis dan satu simpulan. Premis disebut mayor untuk pernyataan yang bersifat umum. Premis minor untuk pernyataan khusus. Diantara premis mayor dan premis minor terdapat term penengah. Simpulan diperoleh dengan cara menarik term minor dan term mayor. Contoh :
Semua manusia akan mati. (premis mayor)
Inul adalah manusia. (premis minor)
Inul akan mati. (simpulan)
Term penengah pada silogisme di atas adalah manusia.
Aturan-aturan lain dalam silogisme:
·              Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Semua semut bukan ulat.
Tidak seekor ulat pun adalah manusia.
(tidak dapat ditarik simpulan).
·              Jika tidak terdapat term penengah, tidak dapat ditarik simpulan.
Semua raja bijaksana.
Semua kera bukan manusia.
 (tidak dapat ditarik simpulan).
·              Salah satu premisnya negatif, simpulannya negatif.
Semua gajah berbelalai.
Tidak seekor singa pun adalah gajah
Tidak seekor singa pun berbelalai.  (simpulan).
·              Dua premis yang khusus, tidak dapat ditarik simpulan.
Sebagian orang kaya adalah pejabat.
Sebagian pengusaha adalah orang kaya.
(tidak dapat ditarik simpulan).
·              Salah satu premisnya khusus, simpulannya bersifat khusus.

Semua mahasiswa lulusan SLTA.

Sebagian pemuda adalah mahasiswa.
Sebagian pemuda lulusan SLTA.
·              Dari premis mayor yang khusus, dan premis minor negatif, tidak dapat ditarik simpulan.
Sebagian manusia adalah jujur.
Tidak seekor binatang pun adalah manusia.
(tidak dapat ditarik simpulan).
·              Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Bila premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya menolak alternati yanglain. Demikian juga sebaliknya.
Dia seorang pejabat atau pengusaha.
Dia seorang pejabat.
Dia bukan seorang pengusaha. (simpulan). Atau

Dia seorang pejabat atau pengusaha.
Dia bukan seorang pejabat.
Dia seorang pengusaha. (simpulan).

5.            Penalaran Induktif. (menarik kesimpulan dari yang khusus ke yang umum).
Bentuk-bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
a.             Generalisasi. (menarik kesimpulan dari beberpa peristiwa khusus).
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, semua logam memuai. (simpulan)

b.            Analogi. (menarik kesimpulan dengan melihat peristiwa khusus yang sudah ada).
Ali  lulusan SMA 1.
Ali diterima di UI.
Anita  lulusan SMA 1.
Anita diterima di UI. (simpulan)

c.             Hubungan kausal. (menarik kesimpulan dari peristiwa sebab dan akibat)
Bentuk-bentuk penalaran ini berupa :
·        Sebab-akibat. (suatu peristiwa menyebabkan peristiwa lain, tetapi sebuah peristiwa dapat disebabkan oleh beberapa peristiwa lain, atau  peristiwa penyebab dapat berakibat beberapa peristiwa). Peristiwa sebab adalah kesimpulan penalaran bentuk ini. Contoh :
Angin kencang. (sebab)
Hujan lebat. (sebab)
Anak melempar batu.  (sebab).
Mangga jatuh. (akibat)
Peristiwa :
Angin kencang, mangga tidak jatuh.
Hujan lebat, mangga tidak jatuh.
Jadi mangga jatuh disebabkan lemparan anak. (simpulan)

·        Akibat – sebab. (suatu peristiwa adalah akibat dari suatu sebab). Peristiwa sebab merupakan simpulan.
Anita pergi ke dokter. (peristiwa akibat) Sebab apa ? simpulannya :
Anita Sakit.  (simpulan)
Agus dimarahi pak guru. (akibat). Sebabnya apa ?………………….

·        Akibat-akibat. (suatu peristiwa adalah akibat dari sebuah sebab, tetapi peristiwa sebab tidak ditonjolkan. Dari sebab yang tersembunyi ini mengakibatkan peristiwa lain. simpulan berupa akibat lain dari sebab yang sama, tetapi tersembunyi).
Tanah becek. (peristiwa akibat yang disebabkan hujan). Simpulannya?…
Kain jemuran basah. (simpulan).

Dia dibawa polisi. (akibat). Simpulannya ?
………………………… (akibat)

6.            Salah nalar. (gagasan, kepercayaan, simpulan yang salah, premis yang cacat).
Bentuk-bentuk salah nalar.
a.             Deduksi yang salah adalah simpulan yang salah disebabkan kesalahan pada premisnya.
Dia tidak akan diangkat Pegawai Negeri karena miskin.
Dia akan cepat mati karena sakit jantung.
b.            Generalisasi terlalu luas. (mengambil kesimpulan dari data sampel yang tidak mewakili populasinya).
Euis gadis Bandung berparas cantik.
Neng gadis Bandung berparas cantik.
Semua gadis Bandung berparas cantik. (simpulan yang salah).
  
c.             Pemilihan pada alternatif yang tidak baik untuk dipilih.
Kamu putuskan hubungan dengan dia, atau kamu hidup melarat.

d.            Penyebab yang salah nalar. (kesalahan menilai sesuatu peristiwa mengakibatkan pergeseran maksud).
Dia sakit sejak duduk di atas kuburan itu.
Dia sakit sejak ibunya meninggal.

e.             Analogi yang salah.
Ali  lulusan SMA 1.
Ali diterima di UI.
Anita  lulusan SMA 1.
Anita diterima di UI. (simpulan yang salah)

f.              Argumentasi bidik orang. (menarik kesimpulan karena orangnya).
Saya senang belajar sastra karena dosennya cantik.

g.             Meniru-niru yang sudah ada.
Karena kelas sebelah sudah pulang, kalian boleh pulang.

h.             Penyamarataan para ahli.
Pemasangan keramik ini sudah tepat atas saran kepala sekolah.



Pertemuan 5
MENULIS KARYA ILMIAH

1.      Jenis kertas yang sering digunakan untuk menulis  karya ilmiah yaitu kuarto (21x28 cm) atau A4 (21x30 cm) dengan ketebalan 80 gram.
2.      Ukuran margin batas tepi atas, bawah, kiri, dan kanan biasanya 4,3-4,3 cm.
3.      Ukuran spasi (jarak tulisan) biasanya 1,5-2 cm.
4.      Banyaknya bab pada karya tulis ilmiah non penelitian 3 bab pada karya tulis penelitian 5 bab.
5.      Kerangka karya tulis penelitian terdiri dari :
BAB    I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.        Perumusan Masalah
C.       Tujuan Penelitian
D.       Manfaat Penelitian
E.        Definisi Operasional

BAB   II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG

MOTIVASI BELAJAR  DAN METODE OBSERVASI

A.          Motivasi Belajar
B.           Metode Observasi
C.           Konsep Tanah dan Batuan
D.           Kerangka Berpikir dan Hipotesis

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode dan Teknik   Penelitian
B.           Subyek dan Lokasi Penelitian
C.          Instrumen Penelitian
D.          Pengolahan Data

BAB IV




BAB V
DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.          Deskripsi data
B.           Analisis Hasil Penelitian 
C.          Pembahasan
D.          Uji Hipotesa
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.     Kesimpulan
B.     Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA                   
6.      Kerangka artikel makalah
  1. Abstrak
  2. Kata kunci keyword
  3. Pendahuluan
  4. Uraian atau pembahasan
  5. Kesimpulan
7.      Teknik penulisan judul
  1. Pada cover judul ditulis dengan huruf kapital semua dan ditebalkan
  2. Dapat ditulis pada sisi kiri atau tengah dengan pemenggalan atau pemisahan baris yang logis.
contoh penulisan judul yang kurang baik:
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP TANAH DAN BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP TANAH DAN BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI


contoh penulisan judul yang baik:

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN KONSEP TANAH DAN BATUAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN KONSEP TANAH DAN BATUAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI

8.      Penulisan judul di dalam isi karya tulis
Ditulis dengan biasa dengan menggunakan huruf kapital kecuali kata penghubung. biasanya dicetak miring.
      Contoh :
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Konsep Tanah dan Batuan dengan Menggunakan Metode Observasi


Pertemuan 6
Menulis bab 1
a.  Latar belakang masalah berisi tentang idealnya permasalahan sesuai dengan judul, kondisi nyata yang ada di lapangan atau masyarakat, keresahan atau ke khawatiran penulis apabila kondisi nyata ini dibiarkan, upaya penulis untuk memperbaiki kondisi nyata agar mendekati kondisi ideal.
b. Pembatasan masalah berisi tentang variabel-variabel dalam judul. Apabila dalam judul terdapat dua variabel masalah dibatasi menjadi dua poin. Pembatasan masalah berupa kalimat pernyataan sederhana  contoh : judul seperti di atas. Masalah dalam penulisan ini di batasi pada :
1.  Penerapan metode observasi pada konsep tanah dan batuan
2. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran konsep tanah dan batuan dengan menggunakan metode observasi
c. Penulisan rumusan masalah. Rumusan masalah ditulis dengan kalimat pertanyaan berdasarkan pembatasan masalah
contoh :  Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.  Bagaimana penerapan metode observasi pada konsep tanah dan batuan di kelas IV SD ……
2. Bagaimana upaya guru meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran konsep tanah dan batuan dengan menggunakan metode observasi di kelas IV SD ……
d. Menulis tujuan. Penulisan tujuan berdasarkan rumusan masalah berupa pernyataan. Contoh :
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk :
1.  Menerapkan metode observasi pada konsep tanah dan batuan di kelas IV SD ……
2.  Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran konsep tanah dan batuan dengan menggunakan metode observasi di kelas IV SD ……
e. Menulis manfaat hasil penelitian. Manfat penelitian berisi tentang uraian kebermanfaatan hasil penelitian kepada pihak-pihak tertentu, misalnya untuk siswa, guru, kepala sekolah dan pihak terkait.
f.  Menulis definisi operasional. Berupa uraian singkat permasalahan sesuai dengan judul misalnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pembelajaran yang dapat diterapkan di SD dengan langkah-langkah …………
      Yang dimaksud motivasi belajar siswa adalah……….
      Yang dimaksud konsep tanah dan batuan adalah materi pelajaran IPA di kelas IV SD yang menguraikan tentang jenis-jenis batuan, pengikisan tanah, proses pembentukan tanah dan batuan dan seterusnya.
g. Menulis hipotesis. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersipat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

Pertemuan 7
1.      Menulis isi
Isi karya ilmiah ditulis dengan paragraf demi paragraf menggunakan kaidah EYD atau kaidah ketatabahasaan. Pada awal paragraf ditulis menjorok tujuh ketuk atau pada huruf ke tujuh. Baris kedua dan seterusnya ditulis di sisi batas kiri.Penulisan isi yang bernomor diberi jarak empat huruf dari nomor.

2.      Cara mengutif
  1. Kutipan langsung
-         Jika isi yang dikutip kurang dari 4 baris ditulis seperti biasa berada dalam paragraf penulis derada dalam tanda petik 2 (“)
-         Penulisan nama pengarang boleh di depan boleh di belakang isi yang dikutip. Jika di depan urutannya nama pengarang (jika dua kata atau lebih digunakan nama belakang kemudian nama depan disingkat, koma kurung buka tahun terbit, titik dua nomor halaman). Jika di belakang, nama pengarang, tahun dan halaman berada dalam tanda kurung.
Contoh nama pengarang di depan:

Menurut Tarigan (1993: 308) ”Dalam proses belajar atau belajar bagaimana belajar diperlukan keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Ketiga keterampilan inilah yang disebut keterampilan proses.” Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep.
”Dalam proses belajar atau belajar bagaimana belajar diperlukan keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Ketiga keterampilan inilah yang disebut keterampilan proses (Tarigan, 1993: 308).” Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep.
-         Jika isi yang dikutip lebih dari 4 baris ditulis menjorok berada di luar paragraf penulis dengan spasi tunggal tanpa tanda petik 2 (“) contoh:

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan,
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdiknas, 2004: 4)

-         Jika nama pengarang dua atau tiga orang ditulis semuanya.
-         Jika nama pengarang lebih dari 3 orang cukup ditulis pengarang pertama, kemudian dkk.

  1. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan dari buku yang anda kutip, tetapi pengarang buku itu mengutip gagasan pengarang lain. Cara penulisan nama pengarang pertama dalam pengarang buku yang anda kutip. Contoh:
Hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan seperti dikemukakan oleh Christian Oersted dalam Wirasasmita dkk, (1998: 238) bahwa ”bila suatu jarum kompas didekatkan pada suatu kawat yang dilewati arus listrik, jarum kompas itu akan menyimpang.”

3.      Menulis Daftar Pustaka
Semua buku yang Anda kutip harus ditulis pada daftar pustaka. Cara penulisannya adalah.
a.       Disusun secara alfabet menurut nama pengarang sebagaimana dalam kutipan.
b.      Baris pertama berada pada tepi kiri. Baris kedua dan seterusnya berada pada ketukan ke enam.
c.       Dalam satu pustaka ditulis dengan spasi tunggal. Jarak satu pustaka dengan pustaka lainnya 2 spasi.
d.      Urutan penulisan terdiri dari nama pengarang, tahun terbit berada dalam kurung, titik. Judul buku ditulis miring dengan huruf  kapital pada setiap awal kata kecuali kata penghubung, titik kota, titik dua, nama penerbit.

Contoh:

Ali Mohammad. (1992) Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Barlia (2001). Sains dan Anak-anak. Tidak diterbitkan

Depdiknas. (2006). Standar Isi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. (2003) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah S. B. dan Zain (1996). Strategi Belajar Mengajar, Keterampilan Dasar                        Pengajaran Mikro. Bandung: Rosdakarya.

Ischak, dkk. (2004). Materi Pokok Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud, Universitas Terbuka.

4.      Teknik Penomoran.
Ada dua teknik penomoran. Contoh :
Teknik 1.
BAB    II
KONSEP BILANGAN
DAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA SD

  1. Konsep Bilangan di SD
1.      ..................................
2.      .................................
a.       .............................
b.      ............................
c.       .............................
1)      .................................
2)      .................................
a). .......................................
b). .......................................
  1. Kemampuan Berpikir Siswa SD
1.      ..................................
2.      .................................
a.       .............................
b.      ............................
c.       .............................
1)      .................................
3)      .................................
a). .......................................
b). .......................................

Teknik 2.
BAB    II
KONSEP BILANGAN
DAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA SD

2.1.  Konsep Bilangan di SD
2.1.1        ..................................
2.1.2        .................................
2.1.2.1        .............................
2.1.2.2        ............................
2.1.2.3        .............................
2.2.Kemampuan Berpikir Siswa SD
2.2.1.      ..................................
2.2.2.      .................................
2.2.2.1.      .............................
2.2.2.2.      ............................
2.2.2.3.      .............................

Pertemuan 8
Menulis Karya Ilmiah.
Anda diminta untuk menulis karya ilmiah. Anda boleh memilih karya tulis atau makalah atau artikel sesuai dengan kerangka.
Jika Anda memilih karya tulis cukup 3 bab yang terdiri dari:
Bab I Pendahuluan terdiri dari (latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan).
Bab II Pembahasan (uraian, isi masalah sesuai bab 1) gunakan pustaka sebanyak-banyaknya.
Bab III Kesimpulan dan Saran (simpulkan dari bab 2 menurut masalahnya. Berikan saran kepada pihak terkait sesuai isi masalah).

Isi karya tulis hendaknya berhubungan dengan dunia pendidikan sesuai jurusan Anda.
Contoh judul : Penerapan Bermain Bilangan untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Matematika Siswa SD.
Berikut Contoh karya tulis dalam bentuk lain:



PENGARUH DISIPLIN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SD CURUG 1



Karya Tulis
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akademik
Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
di Universitas Pramita Indonesia













Disusun oleh
………………..
NPM ………….












UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KELOMPOK BELAJAR CURUG
2009





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang Masalah
   Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah disiplin dalam belajar. Disiplin belajar artinya siswa mematuhi semua peraturan atau tata tertib sekolah dalam belajar. Beberapa peraturan sekolah dalam disiplin belajar misalnya pemanfaatan waktu belajar, penyelesaian tugas-tugas belajar, pemanfaatan sumber belajar, pemberian penguatan, dan penegasan sanksi.
Waktu belajar pada Sekolah Dasar (SD) umumnya berlangsung selama 7–8 jam pelajaran perhari. Setiap satu jam pelajaran sama dengan 35 menit. Dalam satu hari siswa SD belajar selama 245 menit ditambah dengan istirahat 15-30 menit atau sama dengan 4-5 jam. Oleh karena itu, waktu belajar dimulai pukul 07.15, diakhiri pada 12.15. Selain waktu belajar di sekolah, siswa diberi tugas belajar yang harus diselesaikan di rumah, biasanya disebut Pekerjaan Rumah (PR). Satu  jam pelajaran di sekolah dibebankan dengan sepuluh menit tugas belajar di rumah. Berarti dalam satu hari siswa menyelesaikan pekerjaan rumah selama 70–80 menit. Tugas-tugas belajar ini harus diselesaikan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan tugas belajar, siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada, seperti buku pelajaran pokok, buku pelengkap, perpustakaan, media masa, atau manusia sumber. Siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas belajar dengan baik diberi hadiah berupa nilai sebagai upaya memberi motivasi belajar. Siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar dengan baik diberi sanksi yang sesuai dengan asas-asas pendidikan. Dengan cara demikian, siswa dapat memperoleh prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Siswa SD Negeri Curug 1 tidak menunjukkan keadaan seperti di atas. Masih ditemukan siswa SD Negeri Curug 1 memiliki masalah dalam prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan taraf serap kurikulum tahun pelajaran 2008-2009 berkisar …... Kenyataan lain yang dapat memberikan indikasi terhadap siswa yang memiliki masalah dalam prestasi belajar adalah sejumlah catatan pada guru. Masih ditemukan 10 sampai 15 siswa yang mendapat bimbingan belajar setiap bulan. masih ditemukan adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah  5–10 orang setiap hari. Pelanggaran yang umumnya terjadi adalah lambat datang ke sekolah, bolos, pakaian seragam tidak rapi, dan gaduh dalam belajar.
Masalah prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 disebabkan oleh disiplin siswa dalam belajar. Dalam karya ilmiah ini, penulis mengambil judul Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar pada siswa SD Negeri Curug 1.
  
1.2.      Pembatasan Masalah
Masalah dalam karya ilmiah ini dibatasi pada :
1)            Peraturan disiplin belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
2)            Prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
3)            Pengaruh disiplin terhadap Prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .

1.3.      Perumusan Masalah
         Masalah dalam karya ilmiah ini dirumuskan sebagai berikut :
4)            Apa peraturan disiplin belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
5)            Bagaimana prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
6)            Bagaimana pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .

1.4.      Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1)            Mengetahui peraturan disiplin belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
2)            Mengetahui prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
3)            Mengetahui pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Curug 1 .
1.5.      Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada :
1)            Kepala SD Negeri Curug 1  dalam menentukan kebijakan menerapakna peraturan disiplin belajar siswa.
2)            Siswa SD Negeri Curug 1  dalam meningkatkan prestai belajar siswa.
3)            Para Mahasiswa atau peneliti dalam melaksanakan penelitian serupa. Karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.















BAB    II

DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR



2.1.   Pengertian Disiplin
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Moeliono, dkk (1999: 237) memberikan pengertian disiplin, yaitu “n  1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan (kepatuhan) pd peraturan (tata tertib dsb).”
Rusyan (1999: 54) meyatakan “disiplin adalah suatu perbuatan yang mentaati (sic, cetak miring dari penulis), mematuhi dan tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku.”
…………………………………………. Dst dari sumber-sumber lain……….
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan yang berlaku.

2.2.   Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Moeliono, dkk (1999: 787) memberikan pengertian prestasi belajar, yaitu “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan  nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”
Rusyan, (1999: 96) menyatakan, “ prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan.”
………………………………dst dari berbagai sumber………………………….
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perolehan hasil belajar siswa yang tunjukkan dengan nilai.”
2.3.   Disiplin dan Prestasi Belajar
         Siswa memerlukan beberapa faktor pendukung agar mencapai hasil  belajar yang optimal, seperti : motivasi, ketekunan, alat, media, sumber belajar, ekonomi, dan disiplin belajar. Disiplin belajar merupakan salah satu faktor penting dalam belajar. Disiplin belajar dapat meningkatkan prestasi belajar. Rusyan (1993: 24) menyatakan, “disiplin  merupakan bagian integral dalam proses pendidikan dan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan.”
Disiplin muncul dari kebiasaan dan kehidupan belajar yang teratur. Disiplin memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai. Siswa perlu dibina dalam disiplin belajar agar memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Sekolah-sekolah perlu menerapkan disiplin belajar. Disiplin belajar yang dilakukan siswa adalah menaati peraturan atau tata tertib sekolah. Misalnya :
1.            Siswa datang 15 menit sebelum jam belajar pertama dimulai.
2.            Petugas piket membersihkan kelas sebelum jam belajar pertama dimulai.
3.            Siswa masuk dan pulang tepat waktu sesuai dengan jadwal pelajaran.
4.            Siswa berperilaku sopan, hormat dan patuh kepada guru dan warga sekolah lainnya.
5.            Siswa yang berhalangan hadir agar memberitahukan kepada guru/sekolah dengan surat dari orang tua.
6.            Siswa meminta ijin/ melapor kepada guru piket bila hendak keluar sekolah pada jam belajar.
7.            Siswa yang datang terlambat agar melapor kepada guru piket.
8.            Siswa  menjaga kebersihan sekolah.
9.            Siswa berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan, bersih dan rapi.
10.        Siswa tidak memakai perhiasan dan aksesoris yang mencolok.
11.        Siswa dilarang :
a.             Merokok, membawa senjata tajam, dan memakai obat-obat terlarang.
b.            Berjualan di sekolah.
c.             Memelihara rambut dan kuku panjang.
d.            Membawa radio, tape recorder, kamera dan alat lain kecuali untuk kepentingan belajar.
e.             Meloncat jendela, pagar, mencoret-coret dan merusak sarana sekolah.
12.        Siswa dapat menggunakan perpustakaan sesuai dengan jadwal.
13.        Siswa dapat menggunakan sarana olahraga, kesenian, keterampilan dan saran pendidikan lainnya untuk kepentingan belajar sesuai dengan jadwal dalam bimbingan dan pengawasan guru.
14.        Siswa wajib mengikuti semua kegiatan belajar sekurang-kurangnya 80 % setiap semester.
15.        Siswa mengerjakan tugas-tugas belajar tepat waktu.
16.        Siswa yang tidak mencapai kehadiran 80% tidak diperbolehkan mengikuti ulangan semester kecuali menempuh bimbingan belajar khusus dari guru mata pelajaran yang bersangkutan atau wali kelas.
17.        Siswa yang dalam keadaan sakit dengan keterangan dokter dibolehkan istirahat dan dapat mengikuti kegiatan belajar tambahan setelah sembuh.
18.        Siswa yang melanggar tata tertib sekolah dikenakan sanksi seuai dengan pelanggarannya sebagai berikut :
a.             Teguran.
b.            Peringatan tertulis.
c.             Pemanggilan orang tua.
d.            Skorsing belajar.
e.             Dikeluarkan dari sekolah.

Selain tata tertib sekolah yang berlaku umum, sekolah juga hendaknya menerapkan peraturan yang berlaku khusus, seperti : peraturan ulangan, peraturan penggunaan perpustakaan, peraturan pakaian seragam sekolah, jadwal pelajaran, jadwal kegiatan ektra kurikuler, peraturan penggunaan laboratorium.
……………………………….. dst dari berbagai sumber
Dari uraian di atas dapat simpulkan bahwa disiplin belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sekolah harus membina disiplin belajar siswa. Sekolah harus membuat peraturan atau tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus.
























BAB    III
METODE  PENELITIAN


3.1.  Metode dan Teknik Penelitian
3.1.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi. Menurut Ali (1987: 88), “Metode deskripsi adalah metode yang menggambarkan apa adanya sesuai dengan kejadian di lapangan penelitian.” Metode ini adalah metode yang umum dipakai dalam skripsi sarjana. Langkah-langkah dalam penggunaan metode deskripsi adalah sebagai berikut:
1.            Merumuskan masalah yang akan diteliti.
2.            Mengkaji landasan teori.
3.            Menetapkan populasi dan sampel.
4.            Mengumpulkan data.
5.            Menganalisis data.
6.            Menyimpulkan.
7.            ………………………………..dst………………………..

3.1.2. Teknik Penelitian.
Teknik Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka, dokumentasi, dan teknik analisis data. Teknik studi pustaka dimaksudkan untuk mengumpulkan landasan teori yang mendukung penelitian. Teknik dokumentasi adalah untuk memperoleh data di lapangan berupa nama-nama siswa dengan jumlah pelanggaran disiplin belajar, dan melihat prestasi belajar siswa melalui catatan wali kelas atau dokumen sekolah. Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan dalam menganalisis data berupa pelanggaran disipli dan prestasi belajar siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah :
1.            Mencatat nama-nama siswa SD Negeri Curug 1 , untuk dilihat dalam dokumentasi pelanggaran tata tertib sekolah.
2.            Menghitung rata-rata pelanggaran yang dilakukan siswa.
3.            Memberi skor setiap siswa menggunakan acuan normatif dengan skala 100. Skor ini diperoleh dengan rumus akar jumlah X-M. (…..dst….. lihat rumus…..)
4.            Melihat dokumen prestasi siswa melalui buku leger wali kelas. Prestasi belajar siswa yang dicatat adalah rata-rata nilai raport pada semester 1.
5.            Membuat tabel korelasi.
6.            Menghitung koefisien korelasi product moment dengan rumus : (…………dst…….. lihat rumus).
7.            Menghitung H1 sebagai dampak korelasi dengan H0. H0 adalah korelasi hipotesis dengan derajat kebebasan 5 %. Dengan asumsi atau hipotesis bahwa disiplin belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. H1 adalah hasil penelitian. H1 > H0 hasil penelitian diterima. H1 < H0 Hasil penelitian ditolak. (…………dst…. Lihat rumus……….).

3.2.    Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa. SD Negeri Curug 1  berjumlah ……. orang.
3.2.2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah sebesar 20 % dari populasi, yaitu …… orang.
BAB    IV

HASIL PENELITIAN


4.1. Tata Tertib Siswa di SD Negeri Curug 1 .
 ……………dst…………………………………( Lihat di SD).
4.2. Pengumpulan Data
            Nama-nama siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah di SD Negeri Curug 1. Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Ahmad            5x pelanggaran.
  2. Aminah 4
  3. Budi                6
……………………………………dst ………… lihat data asli,…………………..

            Prestasi belajar siswa
Nama-nama siswa berdasarkan ranking prestasi di kelasnya
  1. Ahmad            5.
  2. Aminah 4
  3. Budi                6
……………………………………dst ………… lihat data asli,…………………..
Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar digunakan rumus korelasi product moment (lihat statistic pendidikan)




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
  1. Masalah disiplin
-         Disiplin belajar siswa SD Curug 1 dapat dikatakan baik berdasarkan hasil penelitian tata tertib sekolah di SD Curug 1 dilaksanakan dengan baik oleh lebih dari 80 % siswa. Pelanggaran disiplin tata tertib sekolah yang dilakukan siswa umumnya masih dapat di atasi dan umumnya dapat dikategorikan sesuai dengan perkembangan mental anak dalam kategori normal.
  1. Masalah prestasi
-         Prestasi belajar siswa SD Curug 1 dapat digolongkan dalam kondisi baik. Dari hasil penelitian terhadap sample umumnya rata-rata hasil belajar berkisar antara 65-75.
  1. Hubungan disiplin dan prestasi
-         Hubungan disiplin dan prestasi belajar berkolerasi lurus artinya siswa yang kecenderungan berdidsiplin tinggi dalam belajar dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang banyak melanggar disiplin umumnya berprestasi rendah. Hal ini dibuktikan data hasil statistic menunjukan angka ……Sedangkan pada dafar tabel menunjukan angka ………
5.2   Saran
  1. Kepala sekolah agar menyusun peraturan tata tertib sekolah untuk menerapkan disiplin belajar siswa hendaknya sesuai dengan taraf perkembangan mental siswa dan seterusnya………..
  2. Kepada guru agar selalu mengawasi dan memberikan pembinaan kepada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah dan seterusnya



Judul-Judul yang dapat Dikembangkan untuk Karya Tulis


Pendidikan
  • Kemampuan Membaca Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada Siswa Kelas ……. SMA ………………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Penanaman Nilai-Nilai Patriotisme dan Nasionalisme melalui Sejarah Pahlawan …………………. pada  Siswa Kelas ……. SMA ………………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Penerapan Demokrasi pada Pemilihan Ketua Osis SMA……………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Upaya Kepala Sekolah dalam menerapkan Disiplin Belajar pada Siswa Kelas ……. SMA ………………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Penerapan Metode Simulasi pada Materi ……………………………… di Kelas ……. SMA ………………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Peranan Latihan Kepemimpinan Dasar sebagai upaya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di Kelas ……. SMA ………………… Tahun Pelajaran 2005/2006.
  • Dan sebagainya.

Kewarganegaraan

  • Peranan Ketua RT dalam Menjaga Ketertiban dan Keamanan Lingkungan di RT………. Desa/Kelurahan ………………… Kecamatan ………….. Serang.
  • Peranan Lembaga Masyarakat Desa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
  • Pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam Pemilihan Kepala Desa/ Bupati/ Gubernur/ Presiden *) di Desa …………… Kecamatan ……………… Serang.
  • Upaya Tokoh Masyarakat Desa dalam Mencegah Peredaran Obat-Obat Terlarang di Desa …………… Kecamatan ……………… Serang.
  • Peranan Lembaga Badan Perwakilan Desa dalam Menampung Aspirasi Masyarakat di Desa …………… Kecamatan ……………… Serang.
  • Pelestarian Budaya Daerah Banten ………….**) sebagai Warisan Leluhur yang Bernilai Tinggi di Desa …………… Kecamatan ……………… Serang.
  • Dan sebaginya.


Keterangan :

*)      Pilih Salah Satu.
**)     Dapat diganti dengan Jenis budayanya seperti Debus, Kendang Penca, Wayang Golek, Wawacan, Rudat, Upacara Perkawinan dan sebagainya.






MATERI POKOK
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PGSD



























UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR CURUG 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keanggotaan Rp. 300.000,-
Suport System

Bonus Sponsor : Rp. 100.000,-
Bonus Grup : Rp. 30.000,-
Untuk 1 grup : 10 anggota
Bonus Anda : Rp. 100.000 + (10 x Rp. 30.000) = Rp. 400.000,-