Halaman

adnet

  • buku

Selasa, 08 Februari 2011

DRAMA Pak Enjen


Hand Out Perkuliahan

DRAMA

Pertemuan Pertama
Apa perbedaan bentuk sastra puisi, fiksi, dan drama ? Diskusikan.

1.   Pengertian Drama
Drama dapat dipandang sebagai genre karya sastra dan sebagai seni lakon/pertunjukan/ pementasan.
      Drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, bertindak, berlaku, bereaksi. Jadi  Drama menurut:
a.       Ferdinan Brunestiere dan Balthazar Verhagen, drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak dengan action atau perilaku.
b.      Moulton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, menyaksikan kehidupan manusia yang diekpresikan secara langsung.
Dapatkah drama dipahami oleh penikmatnya tanpa menyaksikan pertunjukkannya atau hanya dibaca melalui teks drama ? Ini berarti drama sebagai teks cerita. Maka drama dalam dimensi sastra.

Diskusikan !
Bandingkan !
Drama sebagai sastra.
Drama sebagai seni pertunjukkan.
Drama sebagai sastra dan sebagai seni pertunjukkan.
Ketiganya tidak salah. Anda pilih yang mana ? apa implikasinya dari pilihan Anda dan bandingkan orang lain yang memilih pilihan berbeda dengan Anda.

Samakah istilah drama dan Sandiwara ?
Perhatikan kalimat ”Perdebatan dua calon presiden itu hanya panggung sandiwara saja.”
Sastra membicarakan hal kebenaran dan keseriusan.

Drama dapat dipentaskan jika teks drama telah ditelaah dan ditafsirkan oleh sutradara dan para pemain untuk kepentingan suatu seni peran yang didukung dengan perangkat panggung, seperti dekor, kostum, tata rias, pencahayaan, dll.
Apakah sesuatu yang harus ada di atas panggung pementasan drama merupakan kajian teori sastra ?

Drama/ teater/ seni pertunjukan tradisional ? apa perbedaannya.
Ceritanya atau kepiawaian para pemain lakon yang membawakan improvisasinya.
Di dalam cerita harus ada peristiwa dan alur, latar, penokohan dan pewatakan, dan konflik kemanusiaan.

Simpulan.
Drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagi suatu seni pertunjukan.
Sandiwara merupakan istilah yang lebih dikenal awal perkembangan drama sampai dengan masa penjajahan Jepang.

Drama lebih difokuskan pada istilah drama sebagai karya sastra.
Teater merupakan istilah untuk menunjukkan persoalan pementasan.

Pertemuan 2
Karakteristik drama dan teater.
Drama lebih difokuskan pada istilah drama sebagai karya sastra.
Teater merupakan istilah untuk menunjukkan persoalan pementasan.
Sebagai karya sastra drama memiliki unsur pembentuk seperti halnya genre sastra lainnya.  Unsur intrinsik meliputi cerita yang di dalamnya terdapat penokohan, alur, latar, konflik-konflik, tema, amanat dan gaya bahasa. Unsur ektrinsik adalah kreativitas pengarang dan realitas obyektif semesta.

Drama sebagai seni pertunjukan memiliki beberapa unsur yaitu unsur naskah, pementasan, dan penonton.

Keberhasilan drama dalam satu dimensi belum tentu berhasil pula pada dimensi lain.
Drama sebagai karya dua dimensi mengharuskan pengarang pada saat menulis drama harus memikirkan situasi pementasannya. Pada saat pementasan drama, seorang sutradara tidak dapat melepaskan diri dari naskah drama.

Karakteristik drama.
  1. Drama karena karakteristiknya, pengembangan unsur-unsur yang membangunnya dari genre sastra terasa lebih lugas, lebih tajam, dan lebih detail terutama unsur penokohan dan perwatakan. Hal pulalah yang menyebabkan penerjemahan teks drama ke dalam unsur visualisasi terasa lebih intens. Perhatian unsur ujaran, gerak dan perilaku para tokoh jauh lebh hidup, dan berkarakter tegas.Disampng itu, kemudahan membangkitkan kesan visualisasi teks drama disebabkan karena drama mempunyai beberapa aspek sekaligus, yaitu aspek sastra (unsur ceritanya), aspek gerak, dan perilaku serta aspek ujaran.
  2. Pengarang tidak secara leluasa mengembangkan kemampuan imajinasinya di dalam drama.
  3. Dalam dimensi sebagai seni pertunjukan, drama dapat memberi pengaruh emosional yang lebih besar dan terarah kepada penikmat (audiens).
  4. Keterkaitan dimensi sastra dengan dimensi pertunjukan mengharuskan para aktor dan pemain menghidupkan tokoh-tokoh yang digambarkan pengarangnya lewat apa-apa yang diucapkan tokoh-tokoh tersebut dalam bentuk dialog-dialog yang ditulis pengarang, melainkan juga menjabarkan gerak dan perilaku sebagai gambaran watak tokoh yang diperankannya.
  5. Unsur panggung memang membatasi pengarang drama dalam menuangkan imajinasinya.
  6. Bentuk yang khusus dari drama adalah keseluruhan cerita disampaikan melalui dialog.
  7. Konflik kemanusiaan menjadi syarat mutlak.
  8. Ada pendapat bahwa drama tidaklah dianggap sebagai suatu genre sastra murni sebagaimana genre genre fiksi dan genre puisi. Pandangan ini bertumpu pada hakikat struktur sastra. Berdasarkan hal tersebut mereka berpendirian bahwa drama dalam bentuk teks belumlah mencapai kesempurnaan sebagai genre sastra.
  9. Keunggulan adanya dimensi seni pertunjukan pada drama adalah peristiwa dapat disaksikan langsung secara konkret, sedangkan kelemahannya dibandingkan dengan fiksi dan puisi – pertunjukan drama tidak dapat dinikmati untuk kedua kalinya dengan suasana dan dan situasi emosi yang sama.
  10. Sutradara, aktor, dan pendukung pementasan harus secara arif menafsirkan dan berusaha setuntas mungkin untuk memvisualisasikan tuntutan teks drama. Kearifan yang dimaksudkan disini adalah, tentunya tidak etis jika ada adegan-adegan yang vulgaris atau sadistis di dalam teks.

Pertemuan 3
Di dalam sebuah drama, dialog merupakan sarana primer. Maksudnya, dialog di dalam drama merupakan situasi bahasa utama. Luxemburg, dan kawaan-kawan 1984: 160 menyebutkan bahwa dialog-dialog di dalam drama merupakan bagian terpenting dalam sebuah drama, dan sampai taraf tertentu ini juga berlaku bagi monolog-monolog. Memang kalau disaksikan pada pokoknya sebuah drama adalah rangkaian dialog, teks-teks para aktor dan tidak ada seorang juru cerita yang langsung menyapa penikmat atau penonton.

Dialog-dialog terikat pada para tokoh atau pelaku akan silih berganti. Dialog-dialog pada jenis drama yang mengikuti atau mematuhi konvensi ini, disampin merupakan dialog yang ”tertib”, juga logika dialog dapat dengan mudah dicerna. Ada tuntutan secara implisit bahwa dialog harus menggiring pada penyampaian peristiwa. Pada jenis drama yang ditulis dengan tidak mematuhi konvensi yang umum, di dalamnya tidaklah ditemukan situasi dialog yang bergiliran, bergantian, dan tertib. Pada drama-drama yang tidak mematuhi konvensi ini, dialog menjadi ”tidak tertib”.

Drama-drama yang ditulis dengan ”tidak mematuhi” konvensi penulisan drama yang umum, biasanya kurang mementingkan aspek cerita tetapi lebih mengutamakan suasana yang dapat dimunculkan untuk mempengaruhi penikmat atau penonton. Drama jenis ini karena dialognya lebih mengutamakan bagaimana memberikan kesan bahwa faktor suasana, ide, dan konsep di atas pentaslah yang menjadi tumpuan utama. Hanya dialog-dialog yang diucapkan dengan baik, benar, serta tepat ujarannya sajalah yang dapatmengarahkan penonton kepada suatu situasi penyaksian peristiwa atau kejadian. Oleh sebab itu, untuk pencapaian ini, dialog ada kemungkinan didramatisir sedemikian rupa di dalam pengucapan dan ujarannya. Dialog-dialog yang gagal, mungkin karena diujarkan dengan tergesa-gesa atau kurang baik pelafalannya serta intonasinya, hanya akan membuat suatu penghadiran peristriwa kepada penonton menjadi gagal.

Pada halikatnya memang sulit menjawab pernyataan tentang apakah keindahan drama itu terletak pada ceritanya termasuk di dalamnya unsur pementasan atau pada dialog. Dialog yang mengesankan disamping karena rekayasa bahasanya, juga karena dialog-dialog tersebut berhasil memberikan gambaran tentang watak dan dasar sifat manusia.

Fungsi dialog
  1. Secara universal, dialog sebagai sarana primer di dalam drama berfungsi sebagai wadah bagi pengarang untuk menyampaikan informasi, menjelaskan fakta atau ide-ide utama
  2. Alur adalah rentetan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain dalam hubungan sebab akibat. Dialog memberikan tuntutan alur kepada penikmat dan penonton, melalui dialoglah penikmat atau penonton mengetahui apa dan bagaimana peristiwa bergulir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keanggotaan Rp. 300.000,-
Suport System

Bonus Sponsor : Rp. 100.000,-
Bonus Grup : Rp. 30.000,-
Untuk 1 grup : 10 anggota
Bonus Anda : Rp. 100.000 + (10 x Rp. 30.000) = Rp. 400.000,-