1. Dasar-dasar ketrampilan membaca
Belajar membaca mencakup pemerolehan kecakapan yang dibangun pada ketrampilan sebelumnya. Jeanne Chall (1979) mengemukakan ada lima tahapan dalam perkembangan kemampuan membaca, dimulai dari ketrampilan pre-reading hingga ke kemampuan membaca yang sangat tinggi pada orang dewasa.
Tahap 0, dimulai dari masa sebelum anak masuk kelas pertama, anak-anak harus menguasai prasyarat membaca, yakni belajar membedakan huruf dalam alfabet. Kemudian pada saat anak masuk sekolah, banyak yang sudah dapat “membaca” beberapa kata, seperti “Pepsi”, “McDonalds”, dan “Pizza Hut.” Kemampuan mereka untuk mengenali simbol-simbol populer ini karena seringnya melihat di televisi atau pun di sisi jalan serta meja makan. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka dapat membedakan antara pola huruf, meskipun belum dapat mengerti kata itu sendiri. Pengetahuan anak-anak tentang huruf dan kata saat ini secara umum lebih baik ketimbang beberapa generasi sebelumnya, hal ini dikarenakan pengaruh acara televisi anak seperti “Sesame Street.”
Tahap1, mencakup tahun pertama di kelas satu. Anak belajar kecakapan merekam fonologi, yaitu keterampilan yang digunakan untuk menerjemahkan simbol-simbol ke dalam suara dan kata-kata. Kemampuan ini diikuti dengan tahap kedua pada kelas dua dan tiga, di mana anak sudah belajar membaca dengan fasih. Di akhir kelas tiga, kebanyakan anak sekolah sudah menguasai hubungan dari huruf-ke-suara dan dapat membaca sebagian besar kata dan kalimat sederhana yang diberikan.
Perubahan dari “learning to read” menuju “reading to learn” dimulai dalam tahap 3, dimulai dari kelas 4 sampai kelas 8. Anak-anak pada tahap ini sudah bisa mendapatkan informasi dari materi tertulis, dan ini direfleksikan dalam kurikulum sekolah. Anak-anak di kelas ini diharapkan belajar dari buku yang mereka baca. Jika anak belum menguasai “ how to” membaca ketika kelas empat, maka kemajuannya membaca untuk kelas selanjutnya bisa terhambat.
tahap 4, dimulai pada saat sekolah tinggi, direfleksikan dengan kemampuan baca yang sangat fasih. Anak menjadi semakin dapat memahami beragam materi bacaan dan menarik kesimpulan dari apa yang mereka baca.
2. Dasar mengembangkan ketrampilan membaca
1. Language: membaca merupakan kemampuan bahasa, dan anak-anak harus cakap dengan bahasa tutur. kemampuan membaca yang terampil juga memerlukan lebih dari sekedar kecakapan bahasa tutur. Membaca tidak berarti refleksi bahasa tutur, di mana anak yang memiliki kecakapan bahasa yang tinggi akan menjadi anak dengan kemampuan membaca yang juga baik.
2. Convention of print: anak-anak yang dipaparkan kepada pembacaan di rumah melalui penemuan cetak. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, anak-anak belajar bahwa membaca dilakukan dari kiri kek kanan, atas ke bawah, dan dari depan ke belakang.
3. Knowledge of letters: Kebanyakan anak-anak dapat menceritakan ABC sebelum mereka masuk ke sekolah dan dapat mengidentifikasi individu huruf dari alphabet (kendati beberapa anak berpikir “elemeno” adalah nama huruf antara “k” dan “p”. pengetahuan huruf sangat kritis bagi kemampuan baca. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan anak taman kanak-kanak untuk menamai huruf memprediksikan nilai yang dapat diraihnya pada kemampuan membaca di kemudian hari.
4. Linguistic awareness; anak harus belajar mengidentifikasi tidak saja huruf melainkan unit linguistik, seperti fonem, silabel, dan kata. Mungkin yang paling penting dari kemampuan linguistik untuk membaca adalah pengolahan fonologi, atau diskriminasi dan mengartikan berbagai suara bahasa.
5. Korespondensi phoneme-grapheme: Ketika anak sudah memahami bagaimana mensegmentasikan dan mendiskriminasikan beragam suara bahasa, maka mereka harus mempelajari bagaimana suara ini sesuai dengan huruf tertulis. Kebanyakan proses ini dimulai di masa pra-sekolah, di mana pengetahuan huruf dan sensitivitas fonologis berkembang secara simultan dan resiprok.
6. Emergent reading: banyak anak-anak pura-pura membaca. Mereka akan mengambil buku cerita yang sudah akrab bagi mereka dan “membaca” halaman per halamannya, atau akan mengambil buku yang belum akrab bagi mereka dan pura-pura membaca, membuat narasi sesuai dengan gambar di halaman tersebut.
7. Emergent writing: Sama dengan pura-pura membaca, anak-anak juga sering berpura-pura menulis, membuat garis lekuk (squiggle) pada sebuah halaman untuk “menuliskan” nama atau cerita mereka, atau merangkai huruf yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang menurut mereka sesuai dengan cerita.
8. Motivasi print: seberapa tertariknya anak-anak dalam membaca dan menulis? Seberapa pentingkah bagi mereka untuk memahami kode rahasia yang memungkinkan orangtua mengartikan serangkaian tanda pada sebuah halaman? Beberapa bukti mengindikasikan bahwa anak kecil lebih tertarik dalam print (huruf cetak) dan membaca memiliki skill emergent literacy yang lebih besar ketimbang yang kurang termotivasi untuk melakukannya. Anak-anak yang tertarik dalam membaca dan menulis lebih mungkin mengetahui huruf cetak, mengajukan pertanyaan tentang print, mendorong orang dewasa untuk membacakannya untuk mereka, dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca ketika mereka sudah bisa.
9. Other Cognitive Skill: Kemampuan kognitif individu, di samping yang berkaitan dengan bahasa dan kesadaran linguistik mempengaruhi kemampuan baca anak-anak. Berbagai aspek lain memori sangatlah penting di sini yang juga ikut mempengaruhi kemampuan membaca.
3. Kecepatan membaca berpengaruh dalam mengembangkan ketrampilan
Dalam membaca cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Ketika Anda melihat sekumpulan huruf lewat mata dan mengirimkan ke otak, maka akan ada proses pengenalan terhadap kata-kata tersebut terlebih jika Anda pernah mengenal kosa kata tersebut sebelumnya. Itu mengapa orang yang rajin membaca memiliki kecepatan yang relatif lebih cepat dibandingkan orang yang jarang baca karena kekayaan kosa kata yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teknik membaca cepat, kita akan melatih kecepatan mengenali berbagai kosa kata tersebut.
4. Hal-hal yang diperhatikan dalam mengembangkan ketrampilan membaca
1. Menangkap dan mengenali kata
Dalam proses membaca, mata bertindak sebagai indra yang menangkap kata-kata dalam bahan bacaan. Kata-kata tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai sebuah kosa kata, kelompok kata, maupun pemahaman sebuah kalimat
2. Latihan mengenali kelompok kata
Dengan demikian, ketika proses membaca cepat dilakukan, pengenalan kata tidak tertinggal. Ibarat seorang pembalap, meskipun berkendara dengan kecepatan tinggi, Anda tetap awas atas apa-apa yang ada di depan, kiri dan kanan.
5. Mengapa ketrampilan membaca lebih bisa menganalisa suatu persoalan dengan cepat
memberdayakan mata dan otak kita. Dengan mata kita melihat tulisan dan dengan kita kita memprosesnya, terutama gagasan-gagasan yang ada dalam tulisan itu. Tatkala mata melihat secara otomatis otak ita melakukan interpretasi dan menyimpannya dalam syaraf memori. Kita menyerap gagasan atau konsep yang ada dalam tulisan itu, kemudian menginterpretasikannya, untuk selanjutnya disimpan dalam syaraf memori. Hal ini dapat berjala baik bila saat membaca pikiran kita konsentrasi penuh ke isi bacaan. Ada yang menasihati bila kita melihat dengan saksama berarti kita mengerti .
Memang sulit melatih konsentrasi, namun harus dilakukan, meski setapak demi setapak. Biasakan terfokus pikiran kita kepada apa yang sedang kita baca sehingga gagasan, konsep atau interpretasi kita benar, jelas, dan mudah dipahami. Korelasi terkendali mata dan pikiran memang amat menentukan hal ini. Bahan bacaan yang relatif mudah pun tak akan dipahami dan tersimpan dengan baik bila pikiran terlalu leluasa bergerak ke mana-mana apalagi dengan gagasan-gagasan yang tak relevan. Oleh sebab itu, pikiran kita harus terfokus ke bacaan dengan konsentrasi penuh.
Memang sulit melatih konsentrasi, namun harus dilakukan, meski setapak demi setapak. Biasakan terfokus pikiran kita kepada apa yang sedang kita baca sehingga gagasan, konsep atau interpretasi kita benar, jelas, dan mudah dipahami. Korelasi terkendali mata dan pikiran memang amat menentukan hal ini. Bahan bacaan yang relatif mudah pun tak akan dipahami dan tersimpan dengan baik bila pikiran terlalu leluasa bergerak ke mana-mana apalagi dengan gagasan-gagasan yang tak relevan. Oleh sebab itu, pikiran kita harus terfokus ke bacaan dengan konsentrasi penuh.
6. Dalam dasr ketrampilan membaca perlu diperhatikan Stuktur dan tata bahasa
bahwa kalimat dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu kalimat sederhana dan kalimat luas. Kalimat sederhana dibagi atas dua bagian, yaitu kalimat yang tak berklausa dan kalimat yang berklausa satu. Adapun kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat luas itu bermacam-macam. Macam-macam kalimat luas terdiri atas kalimat luas setara dan kalimat luas tak setara atau lazim juga disebut kalimat majemuk bertingkat.
Selanjutnya bagaimana menentukan tolok ukur struktur kalimat BI itu?
Tolak ukur untuk menentukan struktur kalimat BI itu didasarkan atas analisis unsur-unsur bawahannya sebagai unsur pembentuknya. Unsur bawahan kalimat adalah klausa. Klausa dapat digolongkan berdasarkan tiga dasar, yaitu berdasarkan 1) struktur internal, 2) ada atau tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan P dan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P. Analisis klausa berdasarkan struktur internal difokuskan pada tiga tataran, yaitu: 1) fungsi, 2) kategori dan 3) makna atau peran. Analisis fungsional klausa didasarkan atas fungsi S (subjek), P (predikat), O (objek), Pel. (Pelengkap) dan Ket. (keterangan). Analisis kategori didasarkan atas penentuan jenis kata yang mengisi unsur-unsur fungsi tersebut, misalnya kategori V (Verba), (N) Nomina, A (Ajektifa) dan kategori yang lainnya. Di bidang makna, S (Subjek) dapat bermakna Pel. (Pelaku), Predikat bermakna Tin. (Tindakan), Objek bermakna Pen. (Penderita) dan Keterangan dapat bermakna Tempat (Tem.) atau Waktu (W). Rangkaian makna sebagai penjelas maksud tersebut bergantung pada konteks kalimatnya.
7. Apakah benar pendapat umum masyarakat bahwa dasar ketrampilan membaca adalah kecepatan membaca
Benar!
Dalam membaca cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Ketika Anda melihat sekumpulan huruf lewat mata dan mengirimkan ke otak, maka akan ada proses pengenalan terhadap kata-kata tersebut terlebih jika Anda pernah mengenal kosa kata tersebut sebelumnya. Itu mengapa orang yang rajin membaca memiliki kecepatan yang relatif lebih cepat dibandingkan orang yang jarang baca karena kekayaan kosa kata yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teknik membaca cepat, kita akan melatih kecepatan mengenali berbagai kosa kata tersebut.
8. Dalam mempelajari prosa dan wacana, seberapa pentingkah pengembangan ketrampilan membaca
Sangat berpengaruh !
1. Semua perkara yang melibatkan bahasa ialah wacana. Retorik menjadi komponen yang penting bagi wacana.
2. Fonologi merupakan kajian mengenai fonem sebagai unit bahasa. Sintaksis pula mengkaji ayat sebagai unit bahasa, binaan serta konstruksinya. Bagaimanapun kebolehan menguasai bidang-bidang ini hanya menjamin kebolehan menggunakan sistem dan peraturan-peraturan tatabahasa sahaja.
3. Tingkat-tingkat fonem, morfem, kata. frasa, klausa, dan ayat merupakan peringkat bentuk; manakala wacana merupakan peringkat fungsi.
4 Kamus Dewan mentakrifkan wacana sebagai:
i. keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, ucapan, pertuturan, percakapan'
ii. kesatuan fikiran yang utuh, sama ada dalam bentuk lisan (seperti pidato, khutbah) atau tulisan (seperti surat, aartikel, novel, cerpen).
Wacana ialah satu unit bahasa yag lengkap . Ia melebihi tingkat ayat. Oleh kerana sifatnya yang lengkap wacana mempunyai tubuh teks seperti berikut:
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Kesimpulan: berdasarkan penjelasan kedua materi tersebut, ternyata sudah jelas bahwa pengembangan ketrampilan membaca memang harus di galakkan kerena kedua hal tersebut harus benar-benar mengenal dan memahami meliputi, tata bahasa, kosa kata, gaya, susunan,paralinguistic, isi, khalayak, tujuan,
9. Pengajaran retorika dan sosiolinguistik, dasar pengembangan ketrampilan membaca harus diperhatikan
retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.ini berarti orang harus berbicara yang jelas, singkat dan efektif.
Ilmu linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara saintifik. Maksudnya ilmu yang mengkaji dan menganalisis satu-satu bahasa tertentu secara empirikal dan objektif, iaitu mengkaji bahasa itu seperti yang benar-benar wujud tanpa dipengaruhi oleh agak-agakan, ramalan, sentimen atau falsafah. Misalnya, kita menggunakan ilmu linguistik itu untuk mengkaji bahasa Melayu. Kita mengkaji bahasa Melayu seperti yang benar-benar wujud dan digunakan oleh masyarakat bahasa itu, contohnya bagaimana bahasa Melayu itu diucapkan, bentuk dan sistem bahasa itu. Kita mesti mengkaji secara formal dan objektif bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan, sistem fonem, morfem, kata, frasa, dan ayat yang berlainan bentuk dalam bahasa Melayu.
Berdasarkan penjelasan diatas, secara teknis sudah jelas bahwa dasar pengembangan ketrampilan membaca harus benar-benar dikuasai. Karena banyak mengadung pengenalan kosa kata yang bervariasi.
10. Dalam mengevaluasi dasar ketrampilan membaca, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan, meliputi:
Stuktur dan tata bahasa
Pengenalan kosa kata
pemahaman sebuah kalimat
Kjian bahasa
Gaya bahasa
Isi bacaan
Susunannya
Tujuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Keanggotaan Rp. 300.000,-
Suport System
Bonus Sponsor : Rp. 100.000,-
Bonus Grup : Rp. 30.000,-
Untuk 1 grup : 10 anggota
Bonus Anda : Rp. 100.000 + (10 x Rp. 30.000) = Rp. 400.000,-