Halaman

adnet

  • buku

Rabu, 23 Februari 2011

NILAI UAS V

NILAI UAS SMT V
Mata Kuliah     : Karya Ilmiah
2011

No
Nama
UAS
Tugas
Akhir
1
HOLIS HOLISOH
A


2
YAYAN WIJANA
B


3
TRI PANGESTU
A


4
LILIS SURYANI
B


5
MUTMAINAH
B


6
USRIYATI
B


7
SOLEKHAH
D


8
TATI SRI ROHAYATI
B


9
IKA PURDIANA GUNAWATI
C


10
DODI
D


11
YAROH
C


12
SUHERNI
C


13
SRI ANING
B


14
MASTAROH
C


15
HARTATI
C


16
ROMLAH
B


17
DEDI MULYADI
C


18
SOBARI
C


19
FIQIH R
C


20
MUIS FADILAH
C


21
IMRON FAHRUDIN
C


22
HAMBALI
C


23
SALUHI
D


24
SUKRINI
D


25
WIWIK DW
C


26
DWI WKI AKADYTA
C





nilai uas III


NILAI UAS SMT III
Mata Kuliah     : Materi dan Pembelajaran Matematika SD
2011

No
Nama
UAS
Tugas
Akhir
1
SAMSIAH
C


2
ROHAENI
C


3
MARYATI
B


4
ENAH SUTRISNA
C


5
ASRIAH
C


6
AFRILIA P
B


7
KHSUNUL KHOTIMAH
B


8
SISKA PRASETYA
B


9
NADIROH
B


10
RUSMIYATI
B


11
YAKUB
C


12
SUNARYA
B


13
SAMSUL BAHRI
B


14
MAD TOHIR
B


15
ABUL CHAER
C


16
SUHEBI
C


17
JONI
C


18
ADE IRMANSYAH
C


19
DIDING WAHYUDI
C


20
SUGENG NUGROHO
C


Senin, 14 Februari 2011

proposal skripsi

PROPOSAL


A.    Judul    :   Pembelajaran yang Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Energi Bunyi (PTK di Kelas IV SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu).

B.     Latar Belakang Masalah
Banyak guru ingin tahu pembaharuan pendidikan antara lain Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Pakem adalah model pembelajaran dengan kegiatan yang dikerjakan anak harus menantang siswa untuk mengembangkan berbagai kompetensi, seperti berpikir kreatif, mengungkapkan pikiran, dan memecahkan masalah secara mandiri.
Salah satu pelaksanaan Pakem adalah pengaturan tempat bentuk tempat duduk siswa. Manfaat anak duduk berkelompok adalah memudahkan interaksi antar siswa. Mereka dapat mendikusikan masalah dan membandingkan hasil kerjanya. Hal ini penting untuk megembangkan berbagai keterampilan. Namun perlu ditekankan bahwa hanya sebagian tugas dapat dikerjakan dalam kelompok. (LPMP Banten, 2006 : 4)
Anak melakukan praktik yang tidak bisa dilakukan perorangan, perlu ada diskusi, atau karena jumlah alat bantu terbatas. Banyak tugas yang tetap dikerjakan secara perorangan, misalnya:
1.            anak menulis laporan tentang lingkungan hidup dari hasil kunjungan ke suatu tempat;
2.      anak mergerjakan soal IPA;
Tugas ini perlu dikerjakan perorangan, karena dalam rangka Kurikulum Berbasis Kompetensi tugas utama seorang guru adalah mengembangkan potensi setiap siswa. Semua anak perlu mengembangkan keterampilannya dalam hal menulis karangan atau memecahkan soal secara sendiri sendiri dan tidak bisa diwakili sekelompok siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD/MI/SDLB. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan tentang kumpulan yang berupa fakta-fakta, prinsip-prinsip, konsep-konsep saja  tetapi juga merupakan kumpulan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. (BSNP, 2006: 575).
Untuk melaksanakan pembelajaran IPA sebagaimana amanat Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar diperlukan berbagai strategi pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan strategi mengajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002 : 5), adalah sebagai berikut.
“Starategi mengajar bila diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.”

Dalam pelaksanaannya untuk merealisasikan perihal tersebut diatas tentang strategi mengajar, dipandang perlu adanya suatu pengembangan strategi mengajar yang baik, diantaranya adalah sebagai berikut :
Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. Syaiful Bahri Djamarah dan (Aswan Zain, 2002 : 5)

Berdasarkan uraian diatas salah satunya guru harus pandai dalam memilih dan menetapkan metode, sebagai strategi dalam melaksanakan pembelajaran, agar dalam pencapaian tujuan pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.
Namun pada kenyataannya, sangatlah disayangkan bahwa guru dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar, sebagian besar tidak mau peduli dengan masalah metode, siswa hanya disuruh duduk, dengar, catat, dan hapal, istilah populernya terkenal dengan sebutan DDCH. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan, guru dari waktu ke waktu dalam melaksanakan pembelajarannya hanya menggunakan metode ceramah, yang dianggap tidak merepotkan dan praktis.
Apabila guru dalam melaksanakan pembelajarannya, seperti diuraikan di atas, maka lama kelamaan tanpa disadarinya akan menyebabkan, kejenuhan bagi siswa maupun guru, dan pada akhirnya guru dan siswa kurang meminati pelajaran yang sampaikan , karena tidak menarik, menoton dan kuran g menantang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis hal tersebut terjadi pula dalam pembelajaran IPA di SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu, guru hanya berperan sebagai penyampai informasi dan penyajiannya hanya terpusat pada guru, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh S. Belen, dkk, (1995 : 337), bahwa :
“Karena penyajiannya lebih terpusat pada guru (teacher centred), maka guru hanya berperan sebagai penyampai informasi sebanyak-banyaknya kepada anak. Anak berperan sebagai penerima sejumlah informasi. Penyampaiannya dilakukan dengan metode ceramah sehingga kegiatan anak lebih banyak mendengar, mencatat, dan mengapal informasi.”
Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan uraian di atas terjadi di Kelas 4 SDN Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu. Permasalahan lain yang timbul di SDN Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu adalah guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, dan hal ini akan membuat siswa kurang bergairah dan kurang minat terhadap pelajaran IPA.
Mengacu pada uraian diatas, serta permasalahan yang timbul di SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu,  maka sebaiknya guru Kelas 4, mencobakan untuk menerapkan pembelajaran Pakem dalam pembelajaran IPA guna meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi bunyi.

C.    Identifikasi Masalah
         Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini secara fokus aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran energi bunyi, hasil belajar siswa.
                                         
D.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berkut :

1.      aktivitas siswa dengan penerapan pembelajaran Pakem di kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu

2.      Hasil belajar siswa pada konsep energi bunyi di kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu


E.     Rumusan Masalah
Menurut Margono, (2004: 54) masalah adalah, “kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein).” Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah penerapan pembelajaran Pakem dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu?;
2.      Apakah penerapan pembelajaran Pakem dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi bunyi ?;
                       
F.     Tujuan Penelitian
Setiap karya ilmiah selalu memiliki tujuan. Menurut Margono, (2004: 79), “Tujuan suatu penelitian hendaknya diformulasikan secara spesifik dan jelas.”  Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran Pakem di kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu;
2.      Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi bunyi dengan penerapan pembelajaran Pakem di kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu;

G.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada :
1.      Guru.
a.       Guru dapat memperoleh wawasan tentang pembelajaran Pakem.
b.      Guru dapat menerapkan pembelajaran Pakem pada pembelajaran IPA.
c.       Guru dapat mengembangkan pembelajaran Pakem pada mata pelajaran selain IPA.
d.      Guru dapat menularkan pembelajaran Pakem kepada guru lain di sekolahnya.
2.      Siswa.
a.       Siswa akan bergairah dalam belajar.
b.      Siswa memperoleh pengalaman pembelajaran Pakem.
c.       Siswa dapat meningkatkan pemahaman pada pembelajaran IPA melalui Pakem
3.      Peneliti.
a.       Peneliti dapat menerapkan ilmu keguruan yang diperoleh dari studi di UPI jurusan PGSD.
b.      Peneliti dapat menambah wawasan tentang pembelajaran Pakem
c.       Peneliti dapat menerapkan Pakem pada pembelajaran IPA di tempat peneliti bekerja.
H.    Definisi Operasional
1.      Pembelajaran Pakem :
Pakem  ialah pembelajaran yang menjadikan siswa aktif sejak awal, membantu siswa mendapat pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara aktif, menjadikan belajar tidak terlupakan. (Melvin L. Silberman, 2004 : 5).
2.      Pembelajaran IPA :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD/MI/SDLB. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan tentang kumpulan yang berupa fakta-fakta, prinsip-prinsip, konsep-konsep saja  tetapi juga merupakan kumpulan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. (BSNP, 2006: 575).
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPA memuat ruang lingkup mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. (BSNP, 2006 : 575).
3.      Konsep Energi Bunyi
Yang dimaksud dengan konsep energi bunyi pada penelitian ini adalah konsep materi IPA di kelas IV SD semester II yang meliputi energi bunyi, sumber bunyi, perambatan bunyi, bunyi yang dapat didengar, pemantulan dan penyerapan bunyi, dan perubahan energi bunyi pada alat musik..
I.       Kajian Teoritis dan Hipotesis

1.      Pembelajaran Pakem


Pembelajaran Pakem ialah pembelajaran yang menjadikan siswa aktif sejak awal, membantu siswa mendapat pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara aktif, menjadikan belajar tidak terlupakan. Melvin L. Silberman (2004 : 5).

2.      Pembelajaran IPA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai di SD/MI/SDLB. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan tentang kumpulan yang berupa fakta-fakta, prinsip-prinsip, konsep-konsep saja  tetapi juga merupakan kumpulan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Ipa diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. (BSNP, 2006: 575).
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPA memuat ruang lingkup mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam sekitarnya. Ipa diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia  melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada lingkungan. (BSNP, 2006 : 575).

3.      Energi Bunyi

Bunyi merupakan sesuatu yang selalu kita dengar. Banyak macam bunyi yang kita dengar. Ada bunyi kuat atau bunyi lemah. Bunyi yang tinggi atau bunyi yang lemah. Bunyi yang teratur ataupun bunyi yang tidak teratur.
Setiap getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi. energi bunyi pun mengalami perambatan Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar Bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dengan demikian, di mana pun kamu berada, akan mudah berkomunikasi. Benda cair merupakan zat perantara bunyi. Benda padat dapat menghantarkan bunyi.
Selain mengalami perambatan, bunyi me ngalami pemantulan. Proses pemantulan bunyi mirip dengan proses pemantulan cahaya. Lebih sederhana lagi, seperti pemantulan bola ketika mengenai dinding atau lantai. Pemantulan bunyi terjadi ketika bunyi mengenai dinding atau permukaan yang keras. Permukaan yang keras itu, misalnya batu, besi, seng, dan kaca. Dalam pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika kamu berada di ruangan yang sempit. Apa yang kamu ucapkan tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul. Contoh lainnya jika kamu berbicara di depan mulut kaleng. Apa yang kamu ucapkan tidak akan jelas terdengar. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai. Jika kamu ber teriak, misalnya di daerah pegunungan, setelah beberapa saat, ter dengar kembali teriakanmu berteriak. Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu.

4.      Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah jika guru menerapkan Pembelajaran Yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, maka hasil belajar siswa pada konsep energi bunyi akan meningkat.

J.      Metodelogi Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (action reseach). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat dilakukan untuk menyelesaikan bermacam-macam permasalahan yang muncul di dalam kelas/sekolah.” Wibawa, Basuki (2003: 4).
Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, yaitu :
“Konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu : 1) Perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting) (Lewin, 1990).” Wibawa, Basuki (2003 : 16).











Wibawa, Basuki (2003 : 16).
 
                                     

1.      Tahap-tahap dalam PTK diuraikan sebagai berkut :
a.      Orientasi
Orientasi yaitu pendahuluan sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap praktek pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b.      Perencanaan
Perencanaan (plan) yaitu tindakan yang akan dilaksanakan untuk pembelajaran yang menjadi fokus penelitian umumnya harus cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh tak terduga.
c.       Tindakan
Tindakan (action) yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan guru. Tindakan dilakukan mengarahkan pada upaya pencapaian tujuan yang diinginkan dalam kegiatan penelitian.

d.      Observasi
Observasi (observation) yaitu pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan, observasi harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga.
e.       Refleksi
Refleksi (reflective) yaitu mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala nyata dalam tindakan strategis. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap awal, atau penyusunan rencana baru untuk mewujudkan tujuan penelitian.
2.   Siklus Tindakan
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti merancang kegiatan melalui beberapa tahap, adapun tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut :
a.      Tahapan Persiapan dan Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan dan perencanaan ini, adalah sebagai berikut :
§  Menentukan lokasi dan subyek penelitian.
§  Permintaan ijin penelitian.
§  Mengadakan Orientasi
b.      Proses Penelitian Siklus I
c.       Proses Penelitian Siklus II
d.      Proses Penelitian Siklus III
K.    Pemilihan Sekolah Dasar
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti yaitu bertempat di SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu.
Adapun peneliti melakukan penelitian di SD tersebut di atas, dengan pertimbangan (alasan), sebagai berikut :
1)      Tempat penelitian mudah dijangkau dari tempat peneliti.
2)      Peneliti sudah terjalin hubungan yang erat, dengan rekan-rekan seprofesi di SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu, sehingga diharapkan suasana lebih akrab (tidak kaku), sehingga guru (subyek teliti) tidak merasa diinterfensi, dan hal ini akan memudahkan jalannya kegiatan penelitian.
2.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas 4 SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu.
      
L.     Instrumen Penelitian atau Teknik Pengumpulan Data
1.      Wawancara
“Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab.” (A. Tabrani Rusyan, 1999 : 183).
Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian wawancara maka penulis berpendapat bahwa teknik pengumpulan data (informasi) dengan menggunakan angket dan wawancara hampir sama, hanya saja perbedaannya dari cara mengajukan pertanyaan dari peneliti dan cara menjawab pertanyaan yang dilakukan oleh responden, yaitu kalau angket dilakukan secara tertulis, sedangkan wawancara dilakukan dengan cara lisan.
Dengan demikian, dalam penelitian sesuai dengan telah dikemukan di muka, bahwa wawancara dapat dijadikan pendukung (penunjang) dari angket.
Maka peneliti dalam tahap orientasi dengan pendakatan observasi untuk mengumpulkan data (informasi) selain menggunakan instrumen angket juga menggunakan wawancara.
2.      Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap obyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung upaya guru menerapkan pembelajaran Pakem untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA.
3.      Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis tentang obyek yang diteliti secara akurat. Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh landasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas, serta sebagai bahan pertimbangan untuk melihat keadaan nyata yang ada di lapangan, selain itu digunakan untuk menganalisis rencana pengajaran baru.
4.      Tes Hasil Belajar
Tes diberikan kepada siswa untuk mengukur penguasaan materi pelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Tes diberikan pada siklus tindakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Pakem.

M.   Teknik Pengolahan Data

1.      Wawancara

Pengolahan data pada wawancara dilakukan dengan cara analisis jawaban dari responden.

2.      Observasi

Pengolahan data pada observasi dilakukan dengan memberikan daftar ceklis pada prilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Pakem.

3.      Tes Hasil Belajar

Pengolahan data pada tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Dengan menggunakan rumus              
  = x100.
N.    Daftar Pustaka
Alto dan Sukardi (2000). Training Needs Assessment: Incountry Programme, Incollaboration with Colombo Plan Staf College (CPSC) for Technician Education Manila Phillipines and Directorate of Technical and Vocational Education Jakarta, Indonesia. Manila: Published by CPSC.
BSNP. (2006). Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar IPA. Jakarta: BSNP.
Haryanto. (2004). Buku Pelajaran IPA SD kelas IV. Jakarta : Erlangga.
LPMP (2006) Pembelajaran Kooperatif. Banten : LPMP.
Mayer, R.E. (2003). Learning and Instruction. Pearson Education, Inc: Upper Saddle River.
Melvin L. Silberman, ( 2004). Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia dengan Nuansa.
Margono, (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Moeliono dkk. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud dan Balai Pustaka.
Nasution, Noehi & A.A Ketut Budiastra. (2002). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachmat, Agus. (2003). Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibawa Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wirasasmita, Omang. (2001). Pendidikan IPA 3. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusnandar, (2003). Bimbingan Penilisan Karya Imiah. Serang: Universitas Indonesia.
O.    Sistematika Penulisan

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI PENELITIAN

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I          PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian 
D.    Manfaat Penelitian
E.     Definisi Operasional 

BAB  II        KAJIAN TEORITIK  TENTANG PEMBELAJARAN PAKEM DALAM PEMBELAJARAN IPA
      BAB III       RANCANGAN PENELITIAN
A.    Model    PTK
B.     Siklus   Tindakan
C.     Lokasi dan Subjek Penelitian
D.    Instrumen Penelitian
E.     Analisa Data

BAB IV       PELAKSANAAN DAN HASIL
A.Pelaksanaan
1.      Gambaran Awal Pembelajaran  IPA
2.      Pelaksanaan Siklus  I
3.      Pelaksanaan Siklus  II
4.      Pelaksanaan Siklus III
B. Hasil Penelitian

BAB V         KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.      Kesimpulan
B.      Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
                   
P.     Personalia
Penelitian ini dilakukan oleh tim, yang terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota. Tim peneliti terdiri dari 5 orang, yaitu peneliti sebagai ketua, Kepala Sekolah dan guru-guru SD Ciburial 3 Kecamatan Cimanggu.

Q.    Lay Out Penelitian

Judul :            UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN DALAM MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD CIBURIAL 3 KECAMATAN CIMANGGU.


TUJUAN
MASALAH
SUB MASALAH
ALAT PENGUMPUL DATA
INSTRUMEN PENELITIAN
Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Pakem di kelas 4 SD
Apakah penerapan pembelajaran Pakem dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 4 SD?
1)             Landasan teori pembelajaran Pakem
2)             Pengukuran pembelajaran Pakem
Observasi
wawancara
Pedoman Observasi
Pedoman wawancara

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Pakem di kelas 4 SD
Apakah penerapan pembelajaran Pakem dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 4 SD?
1)             Pemahaman siswa pada konsep IPA
2)             Pembelajaran IPA
Tes hasil belajar
Pedoman penilaian



R.    Jadwal Kegiatan